ROSTIANTI dan BAYU
Ros adalah seorang gadis dari suku melayu, aku sangat mengenali ciri cirinya: Berkulit putih dengan logat melayu dari kepulauan Riau, rambut panjang bergelombang hitam legam hampir menyentuh bagian bawah punggungnya. Alisnya seperti bulan sabit telungkup dengan mata bulat. Beda dengan Hartini berkulit putih rambut hitam lurus dan bermata sedikit agak sipit. Namun keduanya memiliki daya tarik tersendiri.Adakalanya jika aku sedang sendirian aku mendengar Hartini bicara bahasa melayu bangka bercampur dengan bahasa Cina kek. Atau aku mendengar bahasa melayu dari Ros dan kakaknya yang berbadan gempal saat sedang membicarakan sesuatu.
Mereka semua telah berada di lingkungan ini setahun sebelum aku.
Tidak terasa setelah 3 bulan berlalu, kami masih tetap melakukan kegiatan rutin, dan aku mengenal teman teman baru penghuni petak petak kamar biding atau mess kami.
Pertama seorang cowok bernama Bayu, dia berasal dari jawa rambutnya keriting tapi hidungya membuat dia lebih mirip orang timur tengah. Yang kedua Afu orang cina asal bangka belitung. Dia ngomongnya kalau bahasa Indonesia suka kurang jelas ditelingaku. Ciri ciri yang dapat membuat orang mengenalnya meskipun dari jauh adalah badannya kurus kering.
Bayu dan Afu bekerja untuk bos kami sebagai tukang keramik dan untuk pekerjaan ini mereka nampak cukup berpengalaman. Namun yang paling menarik bagiku adalah pengalaman bekerja mereka dimasa lalu.
Bayu sebelum bekerja dengan bos dulunya bekerja di pulau Jawa di pabrik obat anti nyamuk dia mengklaim badannya yang kurus dan sering batuk adalah akibat dari terapapar chemical bahan pembuatan anti nyamuk setiap hari bekerja, bukan hanya dia banyak juga pekerja lain yang mengalami gejela serupa.
Sedianya dia akan menikah namun karena hal itu bersifat pribadi dia tidak menceritakan hal tersebut lebih jauh kepadaku. Saya juga melihat Ros menyukai Bayu walaupun Bayu nampak biasa biasa saja. Hubungan itu berlangsung dingin wajah Ros lebih banyak membeku.
Sebaliknya Hartini menjalin hubungan dengan seorang cowok ditempat dia bekerja di sebuah perusahaan elektronik, hubungan yang nampak hangat dan menggembirakan. Aku hanya menarik nafas teringat tunanganku di kampung, aku telah berjanji kepadanya akan pulang dalam satu tahun, menjemputnya pada waktu itu.
Dan waktu bergulir di dalam hari hari yang penuhi oleh bekerja keras. Aku belum menemukan apa yang aku inginkan sebuah pekerjaan yang sebenarnya, tidak perlu membanting tulang seperti sekarang. Sampai akhirnya aku mengenal Sana, kami bertemu di bioskop saat sama sama akan membeli karcis, Sana gadis cantik menurutku, wajahnya oriental, rambut hitam dan bermata tajam, senyumannya manis dan menggoda. Aku berusaha menjaga jarak hanya sebagai dua orang yang telah terlanjur berkenalan. Orangnya memiliki pembawaan lepas dan terkesan bebas.
"Kamu tinggal dimana?" tanyanya
"Jodoh Square" jawabku
"Dimana itu?" matanya melebar, "Karena kakakku tinggal disana" sambungnya
"Kakakmu...kamu punya keluarga.." kataku
"Iyalah, semua orang ada keluarga masak kamu gak" pungkasnya tertawa.
"Iya ya..tapi keluargaku jauh, tinggal dikampung" kataku.
"Terus disini sama siapa?" tanyanya masih berdiri dekat loket bundar itu.
"Sama saudara sepupu" jawabku
"Nah itu kan saudara juga, keluarga namanya" katanya tertawa.
Oke perkenalan yang sangat biasa. Namun setelah itu membuat kami semakin akrab, apalagi setelah mendapati kenyataan kakaknya ada di komplek Jodoh square tempat mess kami aku akhirnya berusaha mencari tahu dengan cara menanyakannya langsung kepada Sana. Tiba tiba timbul keinginanku untuk mengenalnya lebih jauh. Jadi pada Gajian bulan berikutnya aku mengajaknya makan disuatu tempat yang sudah lama kuingin coba.
"hah!! Kamu serius?" matanya melebar seperti biasa.
"Serius dong"
Setelah menimbang dia mengangguk dan mengangkat wajahnya
"Aku tahu tempat yang bagus tapi agak jauh, bagaimana kita pergi kesana, naik motorku?" tanyanya.
Aku menggeleng.
"Aku belum pernah bawa motor di Batam. Dan kalau kamu yang boncengin aku gengsi...mending naik bus saja..."kataku sambil mengajukan usul.
Dia tertawa dan giginya yang rapi hampir terlihat semua.
"Oke, bus akan berhenti dipersimpangan Bengkong Permai, tinggal beberapa meter kita jalan kaki..gak jauh kok" katanya.
"Deal hari minggu..." kataku senang
"Dan Pulangnya?" tanyanya tiba tiba.
"Ya naik bus lagilah, masak nginap di hotel" pungkasku.
Dia tertawa.
"Ya amit amit, ntar bisa berkembang biaklah kita...oce deal!"
Dan hari hari mulai ku lalui terasa lebih bergairah lagi.
(bersambung)